Kontroversi Karin "Awkarin" Novilda dan 4 Hal yang Bisa Kita Pelajari Darinya

Gaes, bagi yang belum kenal, meet Karin "Awkarin" Novilda.

Karin adalah cewek kelahiran 1997 yang awalnya beken lewat ask.fm, Instagram, lalu akhirnya booming lewat vlog-nya.

Menurut para fansnya, Karin patut di-follow karena feed Instagramnya bagus, vlog-nya seru, pokoknya anaknya asyik!

karin novilda

karin novilda

Namun sebenarnya, Karin jadi populer di kalangan anak-anak SMP-SMA karena kelakuan-kelakuaannya yang, ehem, "berani".

Pertama, she swears like a drunk sailor. Sehari-harinya, bahasa Karin kasar banget, dalam segala sikon. Ketika dia lagi hepi kek, sedih kek, marah kek, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris, sumpah serapahnya selalu berhamburan.

Nggak hanya kasar dalam berbicara, Karin juga kasar dalam bercanda. Snapchat dan vlog-nya pun kadang berisi jokes seputar seks.

Truth be told, kelakuan begini sebenarnya umum buat remaja Jakarta. Namun bedanya, Karin  bangga mempraktekkannya  di semua media sosialnya, tanpa rasa sungkan, malu, atau khawatir Youtube-nya suatu hari bisa ditonton ortu, keluarga besar, senior kampus, atau calon bosnya nanti.

Kedua, Karin merokok, kadang minum alkohol, tinggal terpisah dari orangtuanya, dan tahun ini baru punya tato segede-gede gaban di lengannya.

Ketiga, Karin hobi mempertontonkan gaya pacaran yang vulgar. Bersama pacarnya, Karin sering memajang foto-foto ciuman, bahkan foto mesra setengah telanjang di medsos.

karin novilda

Bagi orang dewasa, kelakuan Karin ini tentunya negatif. Tapi bagi dedek-dedek? Edgy dan keren abis! Malah banyak banget yang meng-adore gaya pacaran Karin. Setiap ada foto Karin dan pacarnya ciuman atau peluk-pelukan vulgar di media sosial, follower Karin akan histeris me-like foto tersebut dan meninggalkan komen-komen seperti “OMG, so cute!” “Relationship goal banget, nih!” “Ngeneeess… pengen banget kayak kakaak…”

Yep, Karin dan pacarnya dianggap sebagai#relationshipgoals of the year! *elus dada*

Bicara soal pacar, Karin pernah punya beberapa pacar. Tapi pacarnya yang terkini bernama Muhammad Gaga—alias Gaga—yang tiga tahun lebih muda dari Karin.

Mereka pacaran sejak Februari 2016 lalu, dan Gaga ini lah yang menjadi “partner” kevulgaran Karin selama lima bulan terakhir. Gerak-gerik pacaran mereka rutin dieksploitasi di vlog, Instagram, dan Snapchat, sampai… bulan ini.

Yes, setelah hanya lima bulan pacaran, Karin dan Gaga putus.

Sampai-sampai, Selasa (19/7) lalu, muncul vlog Karin yang setengah isinya adalah adegan Karin nangis-nangis. Sebagian karena diputusin Gaga, sebagian karena dia mengaku capek dijelek-jelekin oleh sekian banyak haters-nya.

Dalam waktu singkat, video ini jadi viral. Bukan hanya karena aksi dramatis Karin, tetapi juga karena dalam video ini, (katanya) Karin keceplosan mengaku bahwa dia menggunakan bocoran kunci jawaban untuk Ujian Nasional lalu, berhubung dia nggak sempat belajar, akibat pergi terus dengan Gaga.

Balik lagi ke topik haters. Gaya bicara, pergaulan, perilaku, dan pakaian Karin memang nggak hanya diidolakan, tetapi juga banyak dibenci. Per hari ini, ada sekitar 5 akun pembenci Karin di Instagram. Isi akun-akun anonim tersebut adalah aib-aib Karin, mulai dari screenshot chat pribadi, sampai foto-foto jadul Karin saat masih culun.

Hari Rabu (20/7) lalu, lewat Snapchat, Karin tampak sedang heboh membongkar identitas asli admin-admin akun haters tersebut, dan mengancam akan memenjarakan mereka satu-satu atas tuduhan pencemaran nama baik.

Drama, oh drama!

***

Gaes, mungkin kamu mikir, “Ngapain, sih, Youthmanual ngebahas cewek ini?”

Jawabannya adalah karena Karin bukanlah kasus istimewa.

Pada kenyataannya, beginilah potret anak muda kota besar zaman sekarang—haus perhatian, terlalu berusaha jadi edgy, penuh drama, dan nggak punya rasa takut dalam memposting APAPUN ke Internet.

Ada BANYAK banget “Karin-Karin” lain di luar sana. Mungkin kamu sendiri punya beberapa teman yang modelnya begini.

Despite all that, sebenarnya, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari the (online) life of Karin Novilda.

Gaes, do pay attention!

1. Pada dasarnya, semua orang ingin disukai, bahkan jadi idola. Tapi plis, gaes, jangan banci pamor. Jangan jadi terlalu kasar, terlalu seksi, atau terlalu vandal demi menarik perhatian. You would look desperate.

karin novilda

Selebgram, termasuk Karin, sering bilang begini ke para haters-nya, “Kalo lo nggak suka sama gue, unfollow atau block gue aja!”

Menurut saya, demi kebaikan banyak orang, pola pikir ini bisa dibalik.

Gini, lho. Siapapun kalau jadi terkenal, PASTI bakal punya haters. Nggak mungkin nggak. Dan semakin kuat imagebad girl” kamu, semakin banyak juga haters kamu.

Kalau kamu nggak kuat dengan konsekuensi ini, daripada nyuruh orang-orang meng-unfollow kamu, gimana kalau sebaliknya? Kunci medsos kamu, block SEMUA strangers yang mem-follow kamu (kecuali mereka yang benar-benar kamu kenal di dunia nyata), matikan fitur komen di semua medsos kamu.  Jangan minta endorse. Jangan kepengen jadi #goals. Be nothing on the Internet. Don’t be well-known.

Dengan begini, kamu jadi nggak punya haters. Plus, kamu jadi nggak ngasih contoh misleading untuk adek-adek labil di luar sana. Double points!

Tapi pasti susah ‘kan, Rin, menjalankan hal di atas? Pasti masih kepengen di-liked dan mendapat puja-puji di medsos ‘kan? There you go.  

2. Biasanya, kalau ada “bad girl” sedang kena kasus atau ketiban musibah, dia akan menganggap hal tersebut sebagai ujian dari Tuhan, dan yakin bahwa pihak-pihak yang menjatuhkannya akan kena karma.

Duile, Tuhan malah ketawa ‘kali dengar anggapan gitu! Mungkin Tuhan akan bilang, “Kamu masuk ‘sekolah’ saya aja nggak pernah! Kenapa merasa kamu lagi ikut ujian’? GR aja saya mau nguji.”

 Jreeeng!

Intinya, kalau kamu berperilaku kontroversial, maka musibah-musibah yang menimpa kamu (sebagian besar) adalah akibat perilaku KAMU SENDIRI.

Sure, being a bad girl is fun and adrenaline-rushing, tapi konsekuensinya juga akan besar.

karin novilda

Ironisnya, postingan ini datang dari Instagram Karin sendiri.

Menurut saya, kalau Karin Novilda ngotot mempertahankan image-nya yang sekarang, dijamin dia akan SELALU punya haters (digrebek satu, tumbuh seribu!), kehidupan sosialnya nggak stabil, susah mencapai prestasi akademis atau karier yang benar-benar bisa dibanggakan, dan nggak akan di-endorse oleh perusahaan besar. Paling mentok sebatas online shops kelas Instagram aja. Nggak ada perusahaan ternama yang mau meng-endorse cewek penuh drama dan kontroversi.

Karin di-cap "perusak moral bangsa"? Wajar, karena pacarannya vulgar. Karin banyak dibenci? Wajar, karena dia nggak nge-rem sumpah serapahnya. Semua ada efeknya.

3. Kalau kamu jadi terkenal karena reputasi yang kontroversial atau negatif, kamu nggak akan punya suporter sejati. Kamu akan punya PENONTON.

karin novilda

Penonton kamu akan hepi kalau kamu hepi, tapi akan lebih hepi lagi kalau kamu kena musibah atau kasus, karena tontonan mereka jadi lebih seru. Apalagi kalau kamu mengumbar-umbar musibah kamu di medsos. Pada makin senang!

Ribuan follower dan komen “dukungan” di setiap postingan Instagram kamu nggak berarti apa-apa, lho. Mereka hanyalah penonton. They will only watch you, and won’t really help you when you fall.

4. Last but not least, Karin Novilda dan “Karin-Karin” lainnya harus berhenti halu. Mereka harus sadar bahwa mereka bukanlah cewek-cewek rebellious atau free-spirited. Mereka hanyalah anak-anak labil yang belum cukup dewasa untuk mengontrol diri mereka sendiri.

Mereka mungkin tampak diidolakan anak-anak muda, but the rest of the world laughs at them.

karin novilda

Saya yakin, Karin Novilda sebenarnya bukan cewek edgy, bukan bad bitch, depresif, atau apalah. Deep down, Karin is actually just a normal nerd from Tanjungpinang (pas SMP, Karin peraih nilai UN 2013 ketiga tertinggi se Kepulauan Riau, lho. Nilai rata-ratanya 9,5!).

Hanya saja, Karin mendadak kenal pergaulan Jakarta, desperate to impress people, nggak bisa mengontrol dirinya sendiri, dan akhirnya terus-terusan mengambil keputusan yang salah. Mulai dari keputusan menjadi “bad girl” yang bablas kontrol di media sosial, sampai keputusan untuk curhat besar-besaran di vlog-nya.

Begitu, sob.

Let's all learn from Karin Novilda.

Baca juga:

(sumber gambar: Instagram @awkarin, @banggaber)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1